50% Pasien Diabetes Berpotensi terkena Penyakit Ginjal
12 Juni 2023
Ilustrasi | Shutterstock Image
KlikQu – Sebanyak 50% pasien dengan penyakit Diabetes Melitus (DM) di seluruh dunia memiliki risiko terkena penyakit ginjal atau Nefropati Diabetik. Konidisi tersebut adalah ketika seseorang mengalami gangguan kinewrja ginjal yang tidak optimal. Jika tidak ditangani dengan baik maka berpotensi merusak fungsi ginjal secara keseluruhan.
Ahli Ginjal dan Hipertensi, dr. Agung Tresna, Sp-PD-KGH menjelaskan tingginya angka diabetes yang berakhir menjadi penyakit ginjal karena masih minimnya pemahaman yang mumpuni di tengah-tengah masyarakat. Parahnya, banyak pasien diabetes yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita penyakit ginjal pada tahap awal.
“Di Indonesia sendiri bahwa penyebab penyakit ginjal kronik nomor duanya adalah diabetes dibawah hipertensi. Sementara di seluruh dunia penyebab tertinggi itu bilang bahwa diabetes adalah penyebab pertama. Sehingga hampir 50% dari penyebab gagal ginjal atau kelainan ginjal yang terjadi di negara mereka,” kata dr. Agung ketika berbincang bersama KlikQu, Senin (10/4).
Dijelaskan, terdapat langkah-langkah bagaimana penyakit diabetes dapat berkembang menjadi penyakit ginjal. Kasus pertama terdapat `gagal ginjal yang disebabkan oleh diabetes karena meningkatnya kadar gula darah—biasanya diderita oleh penderita diabetes tipe 1 atau pasien dengan usia muda.
Kondisi ini ialah pada saat meningkatkan gula darah akan mengakibatkan ginjal bekerja (memfilter) secara berlebihan sehingga terjadi kerusakan pada membran ginjal yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur di ginjal atau terjadinya pengerasan. Pada akhirnya, protein yang ada menjadi bocor dan tentu ini menandakan kondisi tidak cukup baik.
Sementara kasus kedua, bagi pasien dengan usia dewasa yang terkena dibetes atau diabetes tipe 2 karena resistensi insulin, faktor penyebab menjadi penyakit ginjal karena adanya pelbagai faktor. Selain gula darah, ada pula faktor pendorong seperti obesitas, hipertensi, asam urat, dan banyak hal lainnya.
“Jadi bukan hanya karena gulanya saja yang menyebabkan karena banyak multifactor lainnya,” pungkasnya. (ATR)